3 Puisi Bahagia Itu Sederhana


Sudah lama ingin menuliskan "puisi bahagia itu sederhana."

Karena memang menjadi manusia paling bahagia itu tidak sulit. Bahagia itu suatu pilihan hidup.

Bahkan ada yang mengatakan bahwa kebahagiaan dibangun 3 pilar; terangkum dalam kalimat ini "bahagia itu sederhana, tersenyum, dan selalu bersyukur".

Bahkan...

Sebenarnya kita tidak perlu mengejar kebahagiaan. Mengapa tidak perlu mencari kebahagiaan?

Karena kebahagiaan itu turun ke relung hati kala kita berbuat kebaikan.



O ya... gambar di bawah ini bisa langsung dishare di facebook atau twitter hanya dengan sekali tekan dengan tombol yang sudah disediakan.


Puisi : Bahagia Itu Sederhana


Bahagia Itu Sederhana

[1]

Bahagia itu sederhana:

Kala kau tersenyum
Meski ada air mata dalam dada

Saat mengenang masa lalu
Meski perih bagai terhiris sembilu

Kala berani memilih tegar
Walau jalan semakin terjal

Bahagia itu sederhana.

Memenuhi hati dengan bersyukur
Walau harapan tampak kan hancur

Menerima takdir tanpa banyak bicara
Menyambut nasib dengan hati tabah

Ya.

Amat sederhana.
Sesederhana puisi yang kucipta.



Puisi kedua di bawah ini dirangkai dengan menggunakan kekuatan penyesuaian bunyi dan persamaan bunyi.

Adapun bentuknya merupakan campuran antara sajak, syair, dan nazam.

Begitu pula dengan persajakannya...

...bersajak a-b-a-b, a-a-a-a, dan sebagian bersajak seperti puisi bebas.


Mungkin sambil menyesap teh hangat, silakan nikmati...



Puisi Bahagia Bersamamu

[2]

Ingin aku buka gerbang dan pintu
Dan kutatap kumpulan puisi
Kupilih salah satu
Tuk mewakili isi hati

Akan kujelajahi sajak dan syair
Yang tersusun dalam rima
Lalu namamu akan kuukir
Seindah bunyi dalam irama

Persamaanmu bagaikan embun
Sejuk bening serta suci
Mengajak diriku duduk melamun
Terkenang saat mengikat janji

Maka aku bahagia tatkala...

Ingat wajah teduhmu
Senyum sarat makna
Atau tatapan penuh cintamu itu...

Aku terkesima

Kala kau mendidikku menjadi dewasa
Mengajarkan jiwaku menjadi gagah
Membangun kehendak dan cita-cita
Dan menjadikanku petarung untuk merebutnya

Aku bahagia bersamamu

Yang mengatakan:

Bahwa kita bukan sekedar berjumpa
Melainkan merangkaicerita Yang dicipta dari sulur-sulur cinta
Indah; penuh warna.

Bahwa engkau mengkhawatirkanku;
Takut kalau-kalau keresahan hinggapi hatiku
Dan tak ingin kau lihat kesedihan di wajahku.

Yang:

Bersusah payah mengisi hatiku dengan kebahagiaan
Mendengarkan saat aku berbicara
Bersabar kala aku marah
Terpesona saat aku bermanja-manja.

Membisikkan ayat-ayat penuh kedamaian
Melantunkan syair puitis penuh ketenteraman
Dan  mendinginkan jiwaku yang kegersangan.

Aku bahagia bersamamu;
Bahagia karena cintamu;
Kuukir namamu dalam kumpulan puisi jiwaku.


Dalam artikel langkah-langkah membuat puisi indah diterangkan bahwa:

Membangun suasana merupakan cara menjadikan puisi indah.


Untuk itu...

...di bawah ini saya membuat puisi yang memanfaatkan suasana sebagai unsur pengindah.

Tema-nya masih sama: bahagia itu sederhana.

Ditulis dengan gaya aliran Gibranisme, suatu aliran puisi yang dipengaruhi bentuk puisi Kahlil Gibran. Microlla pernah menuliskan kumpulan puisi romantis.

Anda bisa membacanya di Kumpulan puisi romantis dengan gaya Kahlil Gibran.

Namun sekarang:

Nikmati setiap kata yang dirangkai dalam puisi di bawah ini.



Kata Sederhana Lelaki Muda


Dan ke satu arah tertentu...

Sorot matanya tertuju; melepaskan pandangannya nun jauh ke ujung pemandangan yang dapat dicapai penglihatan.

Seulas senyuman bergerentai di sisi-sisi bibirnya.

Senyuman yang menggambarkan sebuah kekuatan jiwa; keteduhan hati, serta kedamaian tak terpatahkan.

Itulah dia.

Seorang lelaki yang masih muda. Tetapi gemeratap kehidupan telah mendidik hatinya.

Ditimpa penderitaan, dibenturkan ketakutan, dibelit kesulitan...

Diharumi bunga-bunga cinta, ditaburi gerenyai gerimis rindu...

Diiringi gemerincing dan denting kebahagiaan.

Dipayungi gemuruh nan syahdu.

Dibasahi air mata haru.

Dan tangis pilu...

Lalu dengan gerakan yang amat perlahan ia mengalihkan pandangannya padaku.

Aku dapat merasakan sebuah tatapan yang mengalirkan ketentraman.

Sejenak hatiku dipenuhi embun kesejukan.

Dan dalam pada itu kudengar ia berkata. Suaranya lembut tetapi mengandung ketegasan; damai namun penuh keteguhan.

Setiap kata yang terucap laksana anak panah.

Menghujam karena wibawanya, melesat penuh tenaga, dan menancap tepat di relung jiwa.

Untaian kalimat itu sering sudah kudengar.

Tapi perasaan yang menyertainya... baru kali ini benar-benar mengendap dalam qalbu.

"Aku sedih melihat tubuh-tubuh yang terikat pada dunia," katanya, "dan lebih sedih melihat pikiran yang terpikat oleh tipuannya.

"Dunia ini bukanlah tempat memanen kebahagiaan. Tetapi ladang tempat kita bekerja: menanam bulir-bulir kebahagiaan untuk dipetik di negeri abadi.

"Jangan mengharap kebahagiaan. Semakin berharap semakin jauh kebahagiaan itu darimu.

"Dan hatimu akan terbentur;
nurani dan nafsu bertempur;
hingga salah satunya akan hancur;
lalu jiwamu menyatu dan melebur."

Ia kemudian mengatupkan kelopak matanya. Menghirup nafas dalam-dalam. Melanjutkan kembali kata-kata indahnya.

"Pikiranmu adalah senjata tanpa perlu peluru. Lidahmu lebih tajam dari sabetan pedang. Dan perasaanmu laksana ombak di lautan.

"Engkau hanya hidup satu kali. Tetapi jika engkau berjalan dalam kebaikan, maka satu kali itu cukup bagimu."

Dan begitulah ia mengakhiri kata-katanya padaku di malam itu.
Iklannya Juga Keren

Terkait:

5 Tanggapan untuk "3 Puisi Bahagia Itu Sederhana"