Batu Akik: Mempertanyakan Rasionalitas Lelaki

Batu akik booming! Ya, hingga artikel ini ditulis booming batu akik masih menggema.

Sebuah gejala yang sangat fenomenal ini beberapa kali terjadi di jagat bisnis. Mungkin Anda masih ingat fenomena yang sama beberapa tahun yang lalu.

Fenomena yang sama dengan batu akik terjadi pula pada ikan louhan, gelombang cinta, ataupun love birds. Masyarakat sekonyong-konyong menjadi pecinta hal-hal tersebut.

Sebuah pesan tersembunyi tersampaikan lewat fenomena tersebut: ini tentang rasionalitas lelaki!

Booming Batu Akik Dan Rasionalitas

Jadi ini tentang rasionalitas lelaki yang selama ini senantiasa didengung-dengungkan. Agaknya para lelaki yang senang dengan benda kecil tersebut mesti mempertanyakan rasionalitasnya.

Jika begitu, irrasionalitas bukan-lah satu-satunya milik kaum wanita.

Tetapi mengapa kaum pria terserang sindrom irrasionalitas ini? Beberapa penjelasan ilmiah setidaknya dapat mengungkapkan fenomena batu akik.


Booming Batu Akik Adalah Fenomena Imitasi 

Batu kecil yang menyihir itu merupakan bukti bahwa manusia melakukan imitasi.

Ya, imitasi adalah fenomena yang dijelaskan dalam ranah sosiologi. Imitasi menjelaskan bahwa manusia meniru perilaku yang ada di sekitarnya.

Mungkin itulah mengapa (kita) bisa tiba-tiba menyukai sesuatu yang digembar-gemborkan. Ini merupakan fenomena alamiah.

Seorang yang hidup di kampung nelayan secara matematis lebih dekat untuk bekerja di lingkaran nelayan. Mereka yang lahir dari keluarga pebisnis, secara otomatis akan tersedot ke lingkaran bisnis.

Maka fenomena batu akik merupakan gejala imitasi, meniru lingkungan, dalam level yang lebih ekstrem.

Market Is Venus

Para pakar marketing jauh-jauh hari mengatakan, pasar semakin emosional. Pertimbangan emosional merupakan faktor utama dalam membeli sesuatu.

Mengapa emosional? Karena sebenarnya mereka tidak benar-benar membutuhkannya.





Iklannya Juga Keren

Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Batu Akik: Mempertanyakan Rasionalitas Lelaki"

Post a Comment