Harga Naik Jangan Panik: Rahasia Tersembunyi Di Balik Harga

Alunan kehidupan ini tidak selamanya mendayu-dayu. Seringkali dendangnya dipenuhi dengan rampak yang begitu cepat, enerjik, berdenyut, lalu perlahan-lahan menghempaskan kesadaran di sudut kesunyian.

Betapa banyak di antara kita yang terseret-seret mengejar biaya hidup yang tanpa ampun terus menerus meninggalkan kita.

Acapkali kenaikan harga itu tidak sebanding dengan kenaikan income. Sehingga tidak jarang kita mendengar daya beli masyarakat menurun. Jangan menabung, investasi, ataupun menyisihkan sebagian pendapatan, untuk biaya sehari-haripun sulit sekali mengaturnya.

Namun demikian...

Jangan Takut Harga Naik Karena...

harga naik jangan panik


... ada sebuah rahasia di balik itu semua.

Kenaikan harga sebenarnya pertanda kenaikan level kemakmuran.

Tentu saja saya tidak mengatakan jika harga-harga naik, kemudian kemakmuran kitapun beranjak naik. Bukan. Bukan itu maksud saya.

Yang saya maksud adalah adanya proses kenaikan taraf kemakmuran. Hal ini berlangsung secara perlahan seirama dengan kenaikan harga-harga.


Kota Dengan Biaya Hidup Termahal Tetapi...


....level kemakmuran rakyatnya di atas rata-rata. Sebut saja Rusia, Tokyo, dan Singapura. Harga mahal tidak menjadi masalah selama masyarakat masih bisa menjangkaunya.

Bahkan, harga mahal tersebut bisa jadi karena daya beli masyarakat yang sudah tinggi.

Mari kita flashback ke belakang...

Ketika saya membuka arsip properti...

Ketika melihat harga perumahan

Ada keterkejutan yang menghentak. Kenapa? Harga rumah hanya berkisar 2 juta rupiah.

Tetapi itu harga rumah pada tahun 1992. Mungkin di masa-masa itu hanya sedikit orang yang membayangkan harga rumah sederhana bisa mencapai 300 juta.

Harga 2 juta rupiah adalah seharga satu kali angsuran di era sekarang.

Tetapi kenapa bisnis properti masih melejit hingga saat ini? Padahal harganya melambung tidak karuan? Jawabannya sudah pasti karena tingkat kemakmuran masyarakat yang juga meningkat.

Sehingga mereka mampu membeli rumah meskipun dengan sekarang harganya seperti langit dan bumi jika dibandingkan dengan harga rumah pada tahun 90-an.


Harga Tanah Tinggi Sebagai Tanda Level Kemakmuran

Di beberapa daerah harga properti, khususnya tanah, sangat tinggi. Di lain daerah justru harganya sangat murah meriah. Hampir-hampir banyak orang tidak percaya betapa murahnya.

Jika sedikit saja Anda menelaah, ternyata daerah yang harga tanahnya tinggi memiliki karakteristik penduduk ber-income tinggi. Sehingga mereka mampu membeli meskipun harganya dianggap cukup tinggi.

Sebaliknya...

Daerah yang pendapatan per kapitanya terbilang rendah, maka harga tanahnyapun sangat rendah. Jadi tingginya suatu harga tanah di suatu daerah, berkaitan erat dengan tingkat kemakmuran finansial penduduknya.

Maka dari itu...

Seandainya harga properti, misalnya rumah, di daerah kita rata-rata 3 milyar, itu artinya pendapatan masyarakat berada di kisaran 50 juta.

Bagaimana bisa mendapatkan angka tersebut?

Anggap saja suatu harga rata-rata rumah di suatu daerah 100 juta.

100 juta dibagi 15 (tahun) = 6.600.000
6.600.000 dibagi 12 (bulan) = 550.000

Angsuran rumah tersebut selama 15 tahun adalah 550.000/bulan plus bunga.

Nominal angsuran tersebut merupakan 1/3 dari pendapatan. Asumsinya: 550 ribu dikali 3 = 1.6 juta.

Jadi Anda mengerti mengapa jika harga rumah di kisaran 3 M, maka pendapatan masyarakat berada di angka 50 juta/bulan.



Avanza Hanya 60 Juta

Kembali kita buka lembaran masa lalu ketika Avanza Xenia dilaunching kali pertama. Harganya hanya 60 juta. Launching perdana tahaun 2004.

Dan perlahan-lahan harga tersebut merangkak naik. Tahun ini (2015) harga terendahnya saja 150 jutaan. Sedangkan varian yang tertinggi hampir menyentuh harga 200 juta.

Meskipun harga naik, daya beli masyarakat juga mengikuti kenaikan tersebut.
 
Oleh karenanya jangan pernah takut dengan kenaikan harga. Apalagi prediksi para ahli memperkirakan 10 tahun ke depan terjadi ledakan kelas menengah ke atas di Indonesia.

Itu artinya meskipun harga berbagai kebutuhan terus naik, rezeki kita juga lebih tinggi dari itu.



Iklannya Juga Keren

Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Harga Naik Jangan Panik: Rahasia Tersembunyi Di Balik Harga"

Post a Comment