Kenapa Tidak Boleh Merasa Miskin? Based on Science



Jangan merasa miskin!

Beberapa tahun lalu dunia pernah digemparkan dengan LoA: Law of Attraction. Dalam bahasa Indonesia kurang lebih diartikan Hukum Tarik Menarik. 

Adalah Rhonda Bryne yang menggagas ide tersebut. Ia melihat dan menyimpulkan segala sesuatu akan berkumpul dengan sesuatu lainnya yang serupa. 

Hukum tersebut berlaku di semua lini kehidupan, baik sains fisika, psikologi, persahabatan, bisnis, dan semuanya. 

Anak-anak kecil akan tertarik bermain dengan anak kecil lainnya. Bisnisman tertarik berteman dengan bisnisman lainnya. Remaja lebih senang berteman dengan kaum remaja juga. 

Poin terpenting yang diungkapkan Rhonda Bryne dengan LoA-nya adalah apa yang kamu fokuskan, itulah yang paling memungkinkan terjadi. 

Jangan merasa miskin! Karena perasaan tersebut mengundang kemiskinan dalam hidup Anda. 

Tapi bagaimana sih sebenarnya hukum tersebut bekerja? Inilah penjelasannya kenapa Anda tidak boleh merasa miskin


Keterkejutan dr. Waltz...

Kenapa tidak boleh merasa miskin?

Ia adalah seorang ahli bedah plastik. Sebagai seorang yang sangat ahli, ia merasa heran kenapa sebagian pasiennya tetap tidak menarik meskipun telah dilakukan bedah plastik.

Padahal seharusnya setelah operasi, pasien wanitanya akan semakin cantik.

Kenyataannya...tidak demikian. Maka iapun meneliti kenapa terjadi demikian?

Setelah melakukan penelitian panjang, akhirnya ia menemukan penyebab kenapa seseorang tetap tidak menarik meskipun telah operasi plastik. Jawabannya adalah...


...Self Image...

Self-image merupakan gambaran mental tentang diri sendiri. Cobalah Anda bayangkan diri Anda lima tahun ke depan.... 

Itulah diri self-image Anda. Self-image bisa positif bisa pula negatif. Saat ini-pun Anda memiliki self-image atau citra diri. Self-image atau citra diri merupakan keyakinan-keyakinan dan cara pandang terhadap diri sendiri. 

Citra diri ini tidak selalu disadari. Namun jiwa biasanya menggemakan siapa diri kita...

"Saya seorang pengusaha, saya seorang investor..
"Saya sulit mendapatkan pekerjaan."
"Pendidikan saya tidak memadai ."
"Saya hanyalah seorang karyawan."
"Saya orang tak punya."
"Saya sangat menarik."
"Saya wanita yang sangat cantik."

Itu merupakan contoh suara di dalam yang menjadi citra diri atau self-image.

Nah...

dr. Waltz menemukan pasien operasi plastik yang tidak menarik meskipun sudah melakukan operasi karena mereka menganggap diri mereka tidak menarik. Itulah citra diri mereka.

"Saya tidak cantik atau menarik!"


Lalu Bagaimana Impak Citra Diri...

Penelitian pun berlanjut.

Self-image itu adalah gambaran diri kita. Dan ternyata seluruh mekanisme tubuh manusia secara otomatis dengan berbagai cara mencari jalan untuk menjadikan self-image itu menjadi kenyataan. 

Misalnya, 

Seseorang yang percaya bahwa ia adalah orang kaya yang masih menjadi kuli, maka suatu hari ia akan menjadi orang kaya. Saya ingat dengan perkataan orang yang pernah bertengger menjadi orang terkaya sejagat yakni Warren Buffet.

Katanya, ketika ia masih kecil ia percaya bahwa "suatu hari saya akan kaya dan tidak sedetikpun saya meragukannya."

Begitu pula para milyarder dunia. Menurut beberapa studi ilmiah, rahasia mereka adalah satu visi yang tidak sangat mereka yakini. Mereka sangat percaya dengan pikiran mereka bahwa apa yang mereka lakukan pasti sukses. 

Menurut dr. Waltz setiap detik mekanisme tubuh (termasuk pikiran) senantiasa berusaha agar citra diri menjadi kenyataan. Mekanisme tersebut disebut dengan..


..Servo-Mechanism...

..yang artinya secara mekanis otomatis otak bekerja melayani citra diri, gambaran diri, agar menjadi kenyataan.

Jadi meskipun Anda mati-matian ingin menjadi orang yang percaya diri, namun jika di dalam sana Anda minder, sulit untuk menjadi orang yang percaya diri. 

Atau, kendatipun  Anda ingin menjadi seorang penulis, namun Anda meyakini bahwa sangat sulit untuk sukses dalam dunia kepenulisan, maka servo-mechanism akan membuktikan kesulitan tersebut.

Dengan begitu, kita tidak boleh merasa miskin sedetikpun karena...

Servo-mechanism secara otomatis bekerja membuktikan perasaan Anda tersebut. 

Sebaliknya, kita diajarkan untuk bersyukur. Orang yang bersyukur akan dilimpahi lebih banyak lagi karunia. 

Servo-mechanism akan menjelaskan secara detil.

Orang akan bersyukur karena ia merasa mendapatkan pemberian dari Tuhan. Ia berterimakasih. Semakin merasa diberi, semakin ia merasa memiliki sesuatu. Semakin banyak sesuatu yang dimiliki, semakin besar perasaan kaya tersebut. 

Akhirnya perasaan kaya tersebut menjadi citra dirinya, self-imagenya.

Dan sebagaimana hasil penelitian dr. Waltz, servo-mechanism bekerja melayani gambaran tadi. Dengan berbagai cara, servo-mechanism mencari jalan agar gambaran mental kaya tadi benar-benar terjadi di alam nyata...

Maka..

Sedetikpun saya tidak berani merasa miskin. Sebaliknya selalu merasa kaya. Karena setiap detik servo-mechanism berusaha menjadikannya sebagai kenyataan. 


Lalu apa kriteria kaya? Sesuai dengan agama saya, kriteria kaya adalah jika pada hari itu Anda mendapatkan makanan untuk dimakan, minuman untuk diminum, dan tempat untuk berlindung, maka seolah-olah Anda sudah mendapatkan dunia seisinya. 

Mudah sekali kan? 

Dari situlah saya mendapatkan moto, Jadilah Kaya, Maka Kaya. 

Agama kita memerintahkan agar kita merasa kaya, maka pasti akan dikayakan. 

Konsep lainnya yang paling mudah adalah dengan merasa cukup dan puas dengan apa yang ada. Dalam kata lain disebut qonaah. Konsep ini merupakan telaga kekayaan yang tidak pernah habis. Qonaah adalah gudang kekayaan yang tak pernah kering. 


Skeptis Yang Selalu Membuktikan

Sebagai orang yang termasuk skeptis saya agak sulit untuk percaya terhadap ide tertentu. Termasuk servo-mechanism. Maka saya membuktikannya dengan cara harus mengalaminya sendiri. 

Apa saja yang pernah saya lakukan? 

Pertama adalah hal-hal yang kecil. Masih ingat dalam kenangan bagaimana saya menggunakan teknik tersebut untuk dapat membeli sebuah laptop. Waktu itu dengan pendapatan saya yang pas-pasan, sulit rasanya mendapatkan walaupun sekedar laptop. 

Sebulan, dua bulan, sampai tiga bulan kok ngga terjadi apa-apa. Impian saya tidak  juga terjadi. Padahal katanya menurut studi ilmiah harusnya terjadi...

Empat bulan, lima bulan, hingga tujuh bulan, tidak juga terbukti. Saya mulai goyah dengan keyakinan saya sendiri bahwa citra diri dan fokus kita akan menjadi kenyataan. 

Tetapi tidak lama kemudian, hal tersebut benar-benar terjadi. Saya mendapatkan laptop impian saya.

Ceritapun Berlanjut...

Setelah itu, keyakinan saya mulai menguat bahwa fokus dan citra diri memang akan menjadi kenyataan.

Mulailah saya mengimpikan rumah, investasi, dan kendaraan. Mungkin karena saya sudah lebih yakin dengan servo-mechanism karena pengalaman "laptop" tadi, kurang dari 3 tahun hal tersebut menjadi kenyataan.

Maka, dari itu saya tidak pernah berani menciptakan diri negatif. Selalu positif. Karena dengan berpikir negatifpun tidak pernah memberikan kebaikan bagi saya.

Akhirnya...


Jangan pernah merasa miskin karena mekanisme kehidupan ini akan membuktikannya untuk Anda.

Iklannya Juga Keren

Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kenapa Tidak Boleh Merasa Miskin? Based on Science"

Post a Comment