Kenapa Saya Tidak Mengejar Kebahagiaan?

Saya tidak mengejar kebahagiaan dan tidak ingin menghabiskan hidup untuk mengejar kebahagiaan. Padahal jauh-jauh hari sebelumnya, betapa hati ini menginginkan kebahagiaan.

Akan tetapi setelah menapaki pengalaman-pengalaman hidup, saya kira meninggalkan perburuan kebahagiaan merupakan hal yang paling menentramkan. 


Hidup Bahagia Hanyalah Sekedar Tanda


Kenapa saya tidak mengejar kebahagiaan?

Kebahagiaan bukanlah sesuatu yang harus dicari. Ia hanyalah sekedar tanda. 

Karena kita pasti bahagia ketika...

Mengerjakan sesuatu yang benar. 

Sebaliknya tatkala kita mengerjakan sesuatu yang tidak benar, dengan sendirinya telaga kebahagiaan itu surut mengering. Kebahagiaan hati berganti dengan keresahan. 

Dengan begitu, kebahagiaan merupakan salah satu tanda apakah diri berada di jalur yang benar ataukah salah. 


Lalu bagaimana Anda mengukur kebahagiaan?

Inilah yang saya lakukan untuk mengukur tingkat kebahagiaan dan ketentraman. Juga untuk mendeteksi apakah kebahagiaan yang saya rasakan merupakan kebahagiaan hakiki ataukah hanya kebahagiaan semu?

Saya membayangkan bagaimana jika hari ini merupakan hari terakhir di dunia. Saat-saat dimana nafas tinggal beberapa kali tarikan saja; dan masa usia hidup ini usai. 

Di saat seperti itulah saya memperhatikan bagaimana perasaan saya. Apakah penuh rasa takut, cemas, bahagia, tentram, ataukah lainnya?

Tatkala kita banyak menghabiskan hari-hari dengan pembangkangan ataupun kesalahan, dengan sendirinya jiwa merasakan kecemasan. Bahkan betapapun kita mencoba pura-pura untuk tidak menghiraukannya. 

Begitu pula sebaliknya manakala kita isi hari hari kita dengan kebaikan, jiwa merasakan kebahagiaan. Itu pula yang sangat mempengaruhi perasaan kita manakala menghadap kepada Tuhan. 


Harta Bisa Membawa Kebahagiaan Jika...


Saya harus mengakui bahwa harta mengandung kebahagiaan di dalamnya. Akan tetapi tidak bersifat mutlak. 

Kebahagiaan bisa pula pergi meninggalkan harta sehingga seseorang meskipun memiliki banyak harta tidak dapat mengecap kebahagiaan. 

Harta akan menambah pundi-pundi kebahagiaan hanya jika...
  • Benar memperlakukannya
  • Benar mendapatkannya, dan 
  • Benar menggunakannya

Pertama.

Yang saya maksud benar memperlakukannya adalah...

Harta tidak boleh mengisi hati. Ia tidak boleh mengendalikan hati dan pikiran. Apalagi mengendalikan diri kita. 


Yang benar...

Menempatkannya di genggaman tangan kita. 

Kalimat tersebut mempunyai arti:
  • Kita memilikinya
  • Kita yang mengendalikannya, dan
  • Kita yang menjadi tuannya. 

Jadi meskipun memiliki banyak harta, tidak sedikitpun hati kita terisi olehnya. Tidak sedikitpun ada ketergantungan terhadapnya.


Kedua. 

Benar mendapatkannya. Artinya didapatkan dengan cara-cara yang tidak melanggar norma. Uang seratus ribu akan memberikan 1000 kebahagiaan ketika didapatkan dengan cara yang benar. 

Namun uang sejumlah itu justru hanya menjadi beban dan ketersiksaan jika didapatkan dengan cara yang tidak benar. 

Jadi kebahagiaan yang melekat pada harta tidaklah mutlak. Kebahagiaan itu bisa banyak bisa pula sedikit. Atau bahkan bisa berisi kesengsaraan. 

Ketiga. 

Benar menggunakannya. Uang 50 ribu bisa membawa kebahagiaan berlimpah-limpah seandainya diberikan kepada seseorang yang benar-benar membutuhkannya. 

Tapi jika diberikan kepada syahwat, maka sama sekali tidak memberikan kebahagiaan.

Cara termudah mendapatkan kebahagiaan dengan harta adalah dengan memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkannya. 

Ketika kita menolong seseorang yang memang harus ditolong, maka impaknya adalah kebahagiaan dalam jiwa. Kebahagiaan hakiki. Meskipun tidak mengharapkannya, kebahagiaan itu sudah pasti mengisi setiap relung jiwa. 

Maka...

Tidak perlu mengejar kebahagiaan. Kebahagiaan hanyalah sebuah tanda: apakah kita melakukan hal-hal yang benar ataukah yang salah. 

Kebahagiaan hanyalah akibat. Fokus saja melakukan hal-hal yang benar. Maka pasti jiwa merasakan kebahagiaan. 

Dan, apabila hari ini kita tidak bahagia, mungkin ada yang salah dari niat, pola pikir, ataupun cara-cara kita dalam menjalani kehidupan ini. 

Iklannya Juga Keren

Terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kenapa Saya Tidak Mengejar Kebahagiaan? "

Post a Comment